Golden Sunrise di Gunung Prau
Secara administrasi kewilayahan, Gunung Prau terletak dalam 5 Kabupaten diantaranya adalah Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo. Bila dibandingkan dengan gunung-gunung tetangga, Gunung Prau termasuk gunung yang mungil tapi menyajikan view yang tak kalah luar biasa. Gunung Prau berada pada ketinggian 2565 mdpl. Bila cuaca cerah, pada pagi hari para pendaki akan disuguhkan indahnya 'golden sunrise' Dieng yang konon salah satu yang terindah di Asia Tenggara. Pada malam harinya Prau menyajikan langit bertabur bintang dari galaksi spiral Milky Way. Para pendaki biasanya ingin menemui bunga edelweiss yang hanya tumbuh diatas ketinggian 2000 mdpl, akan tetapi yang tumbuh subur dan cantik di gunung Prau adalah bunga Daisy.
Persiapan Menuju Gunung Prau
Awal gue berminat mendaki gunung Prau adalah dari ajakan teman yang tergabung di Backpacker Indonesia Pendaki (BPI Pendaki). Sistem trip kali ini adalah 'share cost' sehingga akan lebih murah dibandingkan bila mengikuti 'open trip'. Sistem share cost ini panitia juga sebagai peserta karena ikut trip. Akan tetapi, pengurus BPI Pendaki memperdulikan dan me-manage keperluan kita dari persiapan hingga sampai ke Jakarta lagi dengan baik. Pastinya juga karena ada pendaki-pendaki pemula seperti gue yang masih cupu hehe.
Kita sudah membayar down payment dari sebulan sebelum keberangkatan dan melunasi share cost satu minggu sebelumnya. Transportasi yang kita gunakan adalah dua elf kapasitas 15 orang dan dua mobil pribadi. Jumlah orang yang ikut sekitar 50 orang. 50 orang tersebut dibagi menjadi 5 kelompok kecil yang masing-masing terdapat admin/ ketua dari BPI Pendaki untuk memudahkan koordinasi. Admin memberitahu peralatan kelompok dan pribadi yang wajib dibawa saat mendaki Prau kali ini. Semua kembali kepada kebutuhan para pendaki.
Perjalanan Menuju Gunung Prau
Kita memilih hari jum'at-Senin di akhir Juli 2017. Gue sudah bawa Carrier dari rumah ke kantor. meeting point kita di CFC RS UKI deket halte busway cawang UKI. Butuh waktu 1-1,5 jam rush hour dari kantor ke meeting point. Di meeting point kita menyempatkan sholat Isya dan mulai berangkat pukul 20.30 WIB. Gue dan hanny duduk di bangku depan karena ga dapet tempat duduk hahaha. Tapi kalau gue malah senang karena dapat melihat pemandangan dan ga engap 😁
Kita sempat 1 kali berhenti di rest area untuk pipis dan pukul 05.30 WIB berhenti di Ajibarang untuk sholat subuh. Dijalan, gue dan hanny sesekali foto langit atau pemandangan sekitar sambil menemani pak sopir (Pak bayu dan satu lagi lupa). Jalur pendakian yang dipilih BPI Pendaki adalah via Patakbanteng Wonosobo, sesampainya di desa Patakbanteng sambil para admin mengurus simaksi, kita diberikan waktu ke alfamart untuk beli bekal, makan siang dan sholat jamak zhuhur-ashar (tidak ada sumber air di jalur patak banteng).
Perjalanan dari Basecamp Patakbanteng ke pos 1 Sikudewo mulai pukul 13.00 WIB, kita melalui Ondo Sewu atau Tangga/Undakan Seribu yang terbuat dari semen. Pos 1 Sikudewo hingga pos 2 Cangal Walangan masih banyak warung untuk sekedar nongkrong dan foto 5 menit.
Menuju pos 2 Cangal Walangan jalurnya masih berupa undakan tangga tanah dan kayu karena kanan kirinya merupakan kebun sayur warga. Disekitar itu, masih dapat berfoto dan senyum-senyum.
Menuju Pos 3 Cacingan, jalan mulai berupa undakan alami akar-akar pohon kemiringan 45 derajat 😓 Saat pos 3 Cacingan waktu sudah menunjukan pukul 15.00. Duduk-duduk sebentar sebelum "the real tanjakan" setelah pos 3. Dari situ tubuh gue sudah mulai manja, badan belum seberapa lelah tapi sakit kepala, detak jantung cepat dan pernapasan mulai drop. Akhirnya duduk dan minum obat agar pusing tidak berkelanjutan.
Sekitar 30 menit menuju lokasi camp, carrier gue dibawain Erik 😁 jadi cuma bawa minum sama tongkat kayu trekpol alami (tapi gue ditinggal dan dititipin ke mas Santoso yang lagi nemenin seseorang yang lelah juga, sungguh terlalu). Setelah tidak ada beban, malah gue yang ninggalin mereka berdua 😊😊😊 jalan bareng dan disemangatin anak SMA. Di lokasi camp, gue tersesat entah dimana camp BPI Pendaki, nanya sama tenda yang depannya ditancepin bendera Palestina.
Akhirnya pukul 16.30, setelah melalui padang rumput bukit Teletubbies sendirian, sampai di lokasi camp (Erik lagi masang banner). Penjalanan yang aneh 😁
Menuju pos 2 Cangal Walangan jalurnya masih berupa undakan tangga tanah dan kayu karena kanan kirinya merupakan kebun sayur warga. Disekitar itu, masih dapat berfoto dan senyum-senyum.
Menuju Pos 3 Cacingan, jalan mulai berupa undakan alami akar-akar pohon kemiringan 45 derajat 😓 Saat pos 3 Cacingan waktu sudah menunjukan pukul 15.00. Duduk-duduk sebentar sebelum "the real tanjakan" setelah pos 3. Dari situ tubuh gue sudah mulai manja, badan belum seberapa lelah tapi sakit kepala, detak jantung cepat dan pernapasan mulai drop. Akhirnya duduk dan minum obat agar pusing tidak berkelanjutan.
Sekitar 30 menit menuju lokasi camp, carrier gue dibawain Erik 😁 jadi cuma bawa minum sama tongkat kayu trekpol alami (tapi gue ditinggal dan dititipin ke mas Santoso yang lagi nemenin seseorang yang lelah juga, sungguh terlalu). Setelah tidak ada beban, malah gue yang ninggalin mereka berdua 😊😊😊 jalan bareng dan disemangatin anak SMA. Di lokasi camp, gue tersesat entah dimana camp BPI Pendaki, nanya sama tenda yang depannya ditancepin bendera Palestina.
Akhirnya pukul 16.30, setelah melalui padang rumput bukit Teletubbies sendirian, sampai di lokasi camp (Erik lagi masang banner). Penjalanan yang aneh 😁
Lokasi Camp
Sesampainya di lokasi camp, kita pasang flysheet buat duduk-duduk di depan tenda dan masak-masak lucu (takut minyak panas bukan berarti tidak bisa masak lho, catet). Tidak dapat melihat sunset karena kabut. Gelap menjelang, sayangnya berkabut dan berangin sehingga kita tidak dapat menyaksikan pertunjukan manis milky way sampai pagi. Jangan lupa sholat Magrib dan Isya. Walaupun sedang digunung, sisihkan sedikit air dan waktu untuk tetap menghadap Allah SWT karena berkat rahmatnya juga kita dapat nikmat sehat bisa mendaki gunung dan melihat indahnya alam ciptaan-Nya. Makan malam dengan nasi yang dibawa oleh mas porter dan lauk yang kita masak bersama. Saat ingin threw small water, gue menyayangkan banget masih banyak bekas tisu disekitar semak padahal apa susahnya bawa plastik kecil untuk keperluan pribadi.
Selamat Pagi Prau
Lepas sholat Subuh, kita mulai hunting sunrise. yeay. Bersyukur sekali pernah menikmatinya dengan latar belakang gunung Sindoro, Sumbing, Merapi dan Merbabu yang masih malu-malu di balik awan. Setelah nyun-Rise kita pulang ke lokasi camp untuk masak, bila jenuh dan view gunung tidak tertutup kabut lagi, Gue, Erik, Gilang, Reza, Hanny dan bang Abas hunting foto lagi hahaha. Sayangnya, foto di Action Cam sedikit dan Foto di smartphone hilang sebelum di back up 😭😭😭 aku sedih sekali nanti kalau kesana lagi harus pake baju yang sama hehehe
Attraction I have ever seen in Prau
- Golden Sunrise. Seperti yang sudah dibahas diawal, 'golden sunrise' Dieng yang konon salah satu yang terindah di Asia Tenggara. Bermandikan cahaya keemasan dipagi hari menjadi kenikmatan bagi pecinta alam dan momen tepat bagi fotografer untuk mengabadikan keindahannya.
- Pemandangan 4 Puncak gunung. Kita dapat melihat puncak Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Mereka bisa menjadi teman ngopi, ngeteh atau sekedar bercanda mengadakan kuis bersama teman-teman.
- Bunga Daisy. Bunga Daisy warna-warni dapat dijumpai dihampir tiap sudut lokasi camp, photo spot dan bukit-bukit teletubbies. Mungkin tanpa disadari, kita juga pernah threw small water diatasnya 😭😭😭 kasihan
Perjalanan Pulang Gunung Prau
Pukul 9.00 WIB kita packing carrier untuk turun kembali ke basecamp. Akan tetapi, jalur yang kita lalui saat pulang berbeda yaitu jalur Dieng bila cuaca cerah. Jalur Dieng lebih landai dari Patak banteng akan tetapi lebih panjang jaraknya. BPI Pendaki memberitahukan bila cuaca mendung dan petir, kita terpaksa tidak lewat jalur Dieng.
Pas kuis gue dapet hadiah topi BPI Pendaki hahaha karena menjawab pertanyaan ini "Apa nama kawah di Dieng yang baru meletus kemarin?". Jawabannya kawah Sileri (Itu semua karena gue suka searching bencana atau kejadian yang akhir-akhir ini terjadi kalau mau wisata hahaha). Hadiah kuis kebanyakan disponsori admin kita bang Yonatan (adminku: kelompok terserah)
Pas kuis gue dapet hadiah topi BPI Pendaki hahaha karena menjawab pertanyaan ini "Apa nama kawah di Dieng yang baru meletus kemarin?". Jawabannya kawah Sileri (Itu semua karena gue suka searching bencana atau kejadian yang akhir-akhir ini terjadi kalau mau wisata hahaha). Hadiah kuis kebanyakan disponsori admin kita bang Yonatan (adminku: kelompok terserah)
Sekitar pukul 10.30 WIB setelah selesai kuis dan sarapan kita turun melalui jalur Dieng karena cerah. Pemandangan perbukitannya tidak kalah indah. Kanan-kiri jalan bunga Daisy yang cantik (Sayangnya fotonya terhapus 😭😭😭) Pulang sambil menyanyi lagu "Bunga di Tepi Jalan". Setelah melalui padang bunga Daisy gue kira sudah turunan, ternyata masih ada tanjakan lumayan tinggi untuk ke patok 2565 mdpl jalur Dieng foto disitu tapi (Sayangnya fotonya terhapus 😭😭😭) hiks. Kita melewati Tower yang tersambar petir dan menyebabkan 11 korban jiwa dan korban luka. Semoga mereka tenang disisi Tuhan nya.
Sesampainya di basecamp dieng, ada toilet, mushola, warung dan landmark bertuliskan GUNUNG PRAU untuk berfoto. Turun ke parkiran bus melewati kebun dan rumah warga. Disekitar parkiran bisa berfoto di landmark tulisan Welcome to Dieng. Bila ingin ke lokasi wisata lainnya, naik ojek ke telaga warna IDR15000 PP atau candi Arjuna IDR10000 PP. Untuk wisata kuliner, ada warung makanan khas Dieng, mie ongklok dan toko souvenir untuk oleh-oleh. Jangan lupa bawa buah carica 1 box isi 6 IDR15000 😊😊😊
Galery Foto di Gunung Prau
0 komentar