Sebenernya apa arti pertemanan ? Pertemanan menurut gue adalah sebuah ikatan. Teman yang selalu ada. Ada saat sedih dan ada saat senang, atau salah satunya. Teman bisa jadi mata, kalau kita dibutakan sesuatu. Teman bisa jadi mulut, kalau kita ga berani bicara. Teman bisa jadi telinga, kalau kita butuh didengarkan. Teman juga bisa jadi hati, saat kita tidak punya itu. Tapi teman itu harus bawa pengaruh baik. Kita jadi rajin kuliah, kita kerja sama pas kuis, rajin ngerjain tugas, ngerjain laporan, ngerjain dosen (loh?), high levelnya: Temen Bisa Bikin Kita Inget Tuhan.
Dua belas tahun gue sekolah, temen gue yaaah cuma seiprit, sedikit ansos kurang bisa bergaul yah sebutlah apa saja. My playgroup even can count it by my only half hand. Mau sih punya teman banyak, tapi mereka ga mau temenan sama gue. hahaha. Mungkin gue imagenya serius, suram, males, bodoh you know be like patrick star.
Sekarang bermunculan geng aneh bergerombol 20an orang (whaaat ??!!) yang mau kelihatan eksis terus dan feels like true friend ever who always by our side when they need eachother. Yah mungkin ada beberapa yang diajakin cuma karena mereka membawa keuntungan like bapaknya punya mobil biar kalo jalan gampang atau senengnya traktir atau profesinya anak STAN atau dokter supaya ketularan keren dan pergaulannya perlente. Coy ? I was thinking that "are they having a friendship of what are they doing ?" Mereka biasanya ngadain arisan, buka puasa bersama, acara ulang tahun, monthly meeting lah apa lah. Mungkin maksud mereka mau membangun link. Tapi link yang seperti itu bukannya harus dijalin pakai modal, waktu dan tenaga? Dan membuat kita jauh dari keluarga ? Padahal kita bisa sama keluarga hanya sampai umur 25 an selebihnya sama keluarga baru nanti bila kita nikah. Tapi at least itu menyadarkan gue bersosialisasi itu penting.
Pertemanan yang gue impikan bukanlah yang fake, yang ngomongin dibelakang, ga bisa diajak susah, yang hits, yang memanfaatkan, yang membuat kita jauh dari keluarga dan kehabisan uang. Tapi pertemanan yang nyaman, berbagi perhatian dan tempat kita terus kembali walau kadang lidah mereka tajam (untuk kebaikan kita). Satu atau dua ga masalah selama mereka membawa ketentraman.
Waktu SMA gue ga bakat bergaul, pacaran pula. Seperti kebahagiaan gue cukup untuk punya dia. Tapi gue salah, di umur gue sekarang (21) kebahagiaan gue berasal dari keluarga yang betapa senangnya liat gue mudik dari perantauan, berasal dari teman bermain, teman angkatan, organisasi yang sesuai passion gue, kepercayaan, nilai yang bagus, orang-orang yang bisa bikin gue senyum saat gue jomblo (eeaa) dan lain lain yang bisa membuat hati ini berbunga.
Itu balik lagi ke individu masing-masing apakah senang dengan pertemanan palsu atau mau yang real. Ditengah itu ada juga tipe pertemanan yang "gue sih selow aja" temenan sama siapa kek kuda kek kucing kek--Selama mereka ga nyusahin dan enak diajak kemana-mana. Semua ga salah, dalam hidup selalu ada pilihan, toh nantinya teman hidup kita satu-satunya hanya suami/ istri kita, cacing-cacing tanah diliang lahat dan amal ibadah kita.
Dua belas tahun gue sekolah, temen gue yaaah cuma seiprit, sedikit ansos kurang bisa bergaul yah sebutlah apa saja. My playgroup even can count it by my only half hand. Mau sih punya teman banyak, tapi mereka ga mau temenan sama gue. hahaha. Mungkin gue imagenya serius, suram, males, bodoh you know be like patrick star.
Sekarang bermunculan geng aneh bergerombol 20an orang (whaaat ??!!) yang mau kelihatan eksis terus dan feels like true friend ever who always by our side when they need eachother. Yah mungkin ada beberapa yang diajakin cuma karena mereka membawa keuntungan like bapaknya punya mobil biar kalo jalan gampang atau senengnya traktir atau profesinya anak STAN atau dokter supaya ketularan keren dan pergaulannya perlente. Coy ? I was thinking that "are they having a friendship of what are they doing ?" Mereka biasanya ngadain arisan, buka puasa bersama, acara ulang tahun, monthly meeting lah apa lah. Mungkin maksud mereka mau membangun link. Tapi link yang seperti itu bukannya harus dijalin pakai modal, waktu dan tenaga? Dan membuat kita jauh dari keluarga ? Padahal kita bisa sama keluarga hanya sampai umur 25 an selebihnya sama keluarga baru nanti bila kita nikah. Tapi at least itu menyadarkan gue bersosialisasi itu penting.
Pertemanan yang gue impikan bukanlah yang fake, yang ngomongin dibelakang, ga bisa diajak susah, yang hits, yang memanfaatkan, yang membuat kita jauh dari keluarga dan kehabisan uang. Tapi pertemanan yang nyaman, berbagi perhatian dan tempat kita terus kembali walau kadang lidah mereka tajam (untuk kebaikan kita). Satu atau dua ga masalah selama mereka membawa ketentraman.
Waktu SMA gue ga bakat bergaul, pacaran pula. Seperti kebahagiaan gue cukup untuk punya dia. Tapi gue salah, di umur gue sekarang (21) kebahagiaan gue berasal dari keluarga yang betapa senangnya liat gue mudik dari perantauan, berasal dari teman bermain, teman angkatan, organisasi yang sesuai passion gue, kepercayaan, nilai yang bagus, orang-orang yang bisa bikin gue senyum saat gue jomblo (eeaa) dan lain lain yang bisa membuat hati ini berbunga.
Itu balik lagi ke individu masing-masing apakah senang dengan pertemanan palsu atau mau yang real. Ditengah itu ada juga tipe pertemanan yang "gue sih selow aja" temenan sama siapa kek kuda kek kucing kek--Selama mereka ga nyusahin dan enak diajak kemana-mana. Semua ga salah, dalam hidup selalu ada pilihan, toh nantinya teman hidup kita satu-satunya hanya suami/ istri kita, cacing-cacing tanah diliang lahat dan amal ibadah kita.
Teman merdeka.com |